Sejarah Baju Toga, Warisan Romawi Bukan Simbol Intelektualitas

Faeza
Baju toga yang jadi tradisi di perguruan tinggi tak berbasis intelektual. (Foto: iStockphoto)

jaringberita.com - Baju toga, yang jadi tradisi di beberapa momentum di kampus, punya latar belakang sejarah yang erat dengan status dan pembedaan sosial, bukan intelektual, di era Romawi Kuno.

Sejarawan mengungkap baju toga bermula di era Romawi Kuno. Secara tradisional, toga berbentuk potongan kain panjang sekitar 3,7 sampai 6 meter, yang disampirkan di atas kain polos. Kain ini biasanya terbuat dari wol.

Dilansir dari CNN Indonesia yang mengutip Fashion History, toga merupakan pakaian formal warga negara Romawi yang dikenakan di atas tunik dan disusun dalam lipatan di sekeliling tubuh dan di bahu.

Sebenarnya, ada banyak patung peninggalan zaman Romawi yang memakai toga. Namun, sangat sedikit deskripsi yang tersisa dari patung itu.

Arkeolog dan dosen senior di Universitas Terbuka di Inggris, Ursula Rothe, menilai toga pada dasarnya adalah soal status, bukan masalah kenyamanan.

"Manusia selalu mengenakan sesuatu yang tidak nyaman, terutama karena alasan status," kata dia.

Kelly Olson, sejarawan mode di University of Western Ontario di Kanada kepada LiveScience, pun menyatakan "Saya hanya bisa membayangkan bagaimana rasanya dibalut wol di musim panas Italia. Pasti sangat mengerikan."

Pria kaya pada zaman Romawi mengenakan toga sebagai tanda status dan kewarganegaraan. Namun, toga mungkin tidak dipakai sepanjang waktu.

Rothe mengatakan mereka kemungkinan besar mengisi peran yang mirip dengan setelan bisnis modern, dikenakan untuk pekerjaan administrasi atau acara-acara khusus seperti pernikahan dan pemakaman.

Toga sama sekali tidak dikenakan oleh orang Yunani kuno, setidaknya sampai setelah mereka dijajah oleh Kekaisaran Romawi. Sebaliknya, orang Yunani lebih menyukai pakaian yang dikenal sebagai himation, yang juga dikenakan dengan cara digantungkan di leher menjulang hingga bagian kaki.

Selain itu, setiap individu di Yunani kuno mengenakan himaton, beda dengan nasib toga yang hanya dipakai sebagian besar pria kaya berkewarganegaraan Romawi.


Penulis
: CNN Indonesia
Editor
: La Tansa

Tag:

Berita Terkait